Rabu, 28 November 2018

Negeri hancur karena generasi muda merusaknya bukan menjaga


*"Negeri hancur karena generasi muda merusaknya bukan menjaga"


....Mengapa.??


Negeri tercinta ini jadi begini

Siapa dan dimana Letak akal sehat para generasi,yang katanya hebat,bijak dan pintar dalam semuanya.

Tetapi mana para generasi itu?

Apakah masih tidur?

Apakah masih terlelap?

Apakah generasi mati?


.....................................

.....................................


Zaman sekarang masih banyak para generasi salah dalam pergaulan,masih banyak salah dalam bertingkah


Wahai para generasi muda,bagunlah sadar negeri ini butuh kalian yang berwibawa bukan pendusta bukan perusak tapi bermakna untuk negeri.


Main game sampai larut malam,sampai lupa dengan waktunya panggilan allah swt.

Sampai lupa dengan waktunya beribadah.


Bahkan sangat mirisnya,yang muda sudah tidak menghormati yang lebih tua darinya.


Dimana dan dimana para generasi yang sesungguh nya.

Masih takut,masih ragu apakah masih ingin tidur.

Jikaulau masih ingin tidur,bearti itu bukan generasi nangsa sebagai penerus tetapi generasi perusak negeri ini.


PARA GENERASI MUDA


SADAR

SADAR

SADAR

SADARLAH


*

Kamis, 22 November 2018

NURHADI KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI


Kepemimpinan merupakan unsur penting di dalam sebuah perusahaan atau organisasi lain, sebab tanpa adanya kepemimpinan dari seorang pemimpin maka suatu perusahaan tersebut akan mengalami kemunduran. Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda dalam memimpin atau sering disebut dengan gaya kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain sesuai dengan keinginannya itu dipengaruhi oleh sifat pemimpin itu sendiri. Pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang baik akan menciptakan motivasi yang tinggi di dalam diri setiap bawahan, sehingga dengan motivasi tersebut akan timbul semangat kerja yang dapat meningkatkan kinerja bawahan itu.
Kepemimpinan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan motivasi, karena keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan dan kemampuan dalam menciptakan motivasi di dalam diri setiap bawahan, kolega maupun atasan pemimpin itu sendiri.
Kurang adanya peranan kepemimpinan dalam menciptakan komunikasi yang harmonis serta memberikan pembinaan pegawai, akan menyebabkan tingkat kinerja pegawai rendah.
Makalah ini akan membahas mengenai pengertian motivasi, pentingnya motivasi, cara membangun motivasi, pengertian kepemimpinan, pentingnya kepemimpinan, strategi memimpin dan kaitan motivasi dengan kepemimpinan.
Permasalahan
1 Apa pengertian motivasi?
2 Mengapa perlu adanya motivasi?
3 Bagaimana cara membangun motivasi?
4 Apa pengertian kepemimpinan?
5 Mengapa perlu adanya kepemimpinan?
6 Bagaimana strategi memimpin?
7 Apa kaitan antara motivasi dengan kepemimpinan?
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian motivasi, pentingnya motivasi dalam usaha serta cara-cara agar dapat membangun motivasi tersebut. Selain itu, juga untuk mengetahui pengertian kepemimpinan, arti penting dari kepemimpinan serta strategi-strategi dalam memimpin agar mampu mencapai tujuan yang diharapkan.
Menurut Dr. Singgih Dirgagunarsa
Motivasi adalah dorongan atau kehendak yang menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar seseorang berbuat atau bertindak dengan perkataan lain karena tingkah laku tersebut dilatarbelakangi oleh adanya motif, maka disebut tingkah laku bermotivasi.
 Menurut WS. Winkel S.J.Msc
Motivasi adalah daya penggerak dari dalam dan dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
 Menurut Mc. Donald
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya ‘feeling’ dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
 Menurut Weiner, 1990
Motivasi sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu.
 Menurut Uno, 2007
Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya: hasrat dan minat, dorongan dan kebutuhan, harapan dan cita-cita, penghargaan dan penghormatan.
 Malayu, 2005:143
Motivasi berasal dari kata Latin “movere” yang berarti dorongan atau pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.
Menurut Edwin B Flippo (dalam Malayu 2005:143)
Motivasi adalah suatu keahlian dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai.
 Menurut American Encyclopedia (dalam Malayu 2005:143)
Motivasi sebagai kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentang) dalam diri seseorang yang membangkitkan topangan dan mengarahkan tindak-tanduknya.
 Wikipedia bahasa Indonesia
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah dan ketekunan.
 Robbins, 2001:166
Motivasi yaitu kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi beberapa kebutuhan individual.
 Hasibuan, 2003
Motivasi adalah mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi.
 Sondang P. Siagian
Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela untuk menggerakkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Thoha, 1983:123
Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.
 Robbins, 2002:163
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan.
 Ngalim Purwanto, 1991:26
Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk di dalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.
 H. Abu Ahmadi, 1999:124-125
Kepemimpinan merupakan seni dalam mengkoordinasikan dan mengarahkan individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki.
 Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961:24
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu.
 Jacobs and Jacques, 1990:281
Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan.
 Ordway Tead dalam bukunya The Art of Leadership
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
6
 Benis
“…. The proses by which an agent induces a subordinate to behave in a desired manner” (proses dengan mana seorang agen menyebabkan bawahan bertingkah laku menurut satu cara tertentu).
 Roach & Behling, 1984:46
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas sebuah kelompok yang terorganisasi menuju pencapaian suatu tujuan.
 Stogdill, 1974:411
Kepemimpinan adalah pengawalan dan pemeliharaan suatu struktur dalam tahapan dan interaksi.
 Hempill & Coons, 1957:7
Kepemimpinan adalah perilaku seorang individu ketika ia mengarahkan aktivitas sebuah kelompok menuju suatu tujuan bersama.
 George R. Terry dalam bukunya Principle og Management
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi agar mereka suka berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok.
 Howard H. Hoyt dalam bukunya Aspect of Modern Public Administration
Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, kemampuan untuk membimbing.
 Janda, 1960:358
Kepemimpinan adalah suatu jenis hubungan kekuasaan yang ditandai dengan persepsi anggota kelompok bahwa anggota kelompok yang lain mempunyai hak untuk merumuskan pola perilaku dari anggota yang pertama dalam hubungannya dengan kegiatan sebagai anggota kelompok.
Banyak hal yang kita ketahui tentang pengertian motivasi dari beberapa tokoh. Motivasi berasal dari kata motif yang berarti “dorongan” atau rangsangan atau “daya penggerak” yang ada dalam diri seseorang. Motivasi adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri yang menimbulkan kegiatan menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.
Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi juga bisa dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
Motivasi juga dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang.
Motivasi mempunyai peranan strategis dalam kegiatan berwirausaha. Tidak ada seorangpun yang melakukan wirausaha tanpa adanya motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan berwirausaha. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam berwirausaha tidak hanya diketahui tetapi juga harus diterapkan dalam dunia usaha.
Disadari bahwa tingkat kepuasan individu manusia berbeda-beda, begitu pula dengan tingkat kebutuhan manusia juga berlainan. Hal itu perlu dipahami oleh seorang wirausaha di dalam memotivasi pekerjanya. Disamping itu pula, seorang wirausaha perlu mengenali kekuatan motif diri sendiri sehingga dapat menjaga keseimbangan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Motivasi bertujuan untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.
Motivasi berfungsi untuk mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar, berwirausaha, berorganisasi dan kegiatan yang lain. Motivasi juga sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan dan juga sebagai penggerak yakni motivasi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan (Hamalik).
Motivasi berguna untuk mendorong gairah dan semangat kerja, meningkatkan moral dan kepuasan kerja pegawai, meningkatkan produktivitas kerja pegawai, mempertahankan loyalitas dan kestabilan pegawai perusahaan, meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi pegawai, mengefektifkan pengadaan pegawai, menciptakan hubungan kerja dan suasana yang baik serta meningkatkan kreatifitas dan partisipasi pegawai (Dr. Sowatno, 2001:147).
9
Motivasi merupakan hal penting karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.
Empat area utama motivasi manusia adalah makanan, cinta, seks dan pencapaian. Tujuan-tujuan yang mendasari motivasi ditentukan sendiri oleh individu yang melakukannya, individu dianggap tergerak untuk mencapai tujuan karena adanya motivasi intrinsik atau ekstrinsik.
Motivasi intrinsik yaitu keinginan beraktivitas atau meraih pencapaian tertentu semata-mata demi kesenangan atau kepuasan dari melakukan aktivitas tersebut. Bagi seorang wirausaha faktor internal merupakan pengenal motivasi diri pribadi, bagaimana individu tersebut mempunyai dorongan untuk usaha lalu motif apa yang dominan dalam memilih untuk menjadi wirausaha.
Motivasi ekstrinsik yaitu keinginan untuk mengejar suatu tujuan yang diakibatkan oleh imbalan-imbalan eksternal seperti gaji, kondisi kerja, penghargaan, jenjang karir, tanggung jawab. Seorang pekerja termotivasi bekerja lebih baik tergantung dari faktor yang dikendalikan oleh seorang pemimpin perusahaan atau seorang wirausaha dan interaksi positif antar dua faktor tersebut yang pada umumnya menghasilkan tingkat motivasi yang tinggi.
Motivasi eksternal tidak mengabaikan motivasi internal, tetapi justru mengembangkannya. Motivasi eksternal menjelaskan kekuatan yang ada di dalam individu yang dipengaruhi faktor-faktor internal yang dikendalikan oleh manajer atau seorang wirausaha berupa imbalan yang telah dijelaskan di atas.
Manajer perlu memahami dan mengenal motivasi eksternal untuk mendapat tanggapan positif dari karyawannya. Tanggapan yang positif ini menunjukkan bahwa bawahan-bawahannya sedang bekerja demi kemajuan organisasi. Seorang manajer dapat mempergunakan
10
motivasi eksternal yang positif maupun yang negatif. Motivasi yang positif memebrikan imbalan-imbalan berupa penghargaan untuk pelaksanaan kerja yang baik. Motivasi negatif memperlakukan hukuman bila pelaksanaan kerja tidak baik. Keduanya dapat dilakukan oleh pimpinan perusahaan.
Selain itu, ada pula konsep motivasi yang dijelaskan oleh Suwanto yaitu model tradisional, hubungan manusia dan sumber daya manusia. Pada model tradisional, untuk memotivasi pegawai agar gairah kerja meningkat perlu diterapkan sistem insentif dalam bentuk uang atau barang kepada pegawai yang berprestasi. Model hubungan manusia, yaitu memotivasi pegawai agar gairah kerjanya meningkat adalah dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna dan penting. Sedangkan model yang terakhir yaitu sumber daya manusia yakni pegawai dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya uang atau barang tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti.
Soleh Purnomo (2004:37) menyatakan ada tiga faktor sebagai sumber motivasi yaitu kemungkinan untuk berkembang, jenis pekerjaan dan apakah mereka dapat merasa bangga menjadi bagian dari perusahaan tempat mereka bekerja.
Dalam bahasa Indonesia “pemimpin” sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, Pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun,raja, tua-tua dan sebagainya. Sedangkan istilah memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara.
Istilah pemimpin, kepemimpinan dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang sama “pimpin”. Namun demikian, ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda.
11
Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu. Oleh karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki keterampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu untuk memimpin. Istilah kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan keterampilan, kecakapan dan tingkat pengaruh yang dimiliki oleh seseorang. Oleh sebab itu, kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan “pemimpin”.
Pemimpin jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi “leader”, yang mempunyai tugas untuk me-lead anggota disekitarnya. Sedangkan makna lead adalah: loyality, seorang pemimpin harus mampu membangkitkan loyalitas rekan kerjanya dan memberikan loyalitasnya dalam kebaikan; educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskan tacit knowledge pada rekan-rekannya; advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada; discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.
Kepemimpinan mengandung beberapa pokok yaitu kepemimpinan melibatkan orang lain dan adanya situasi kelompok atau organisasi tempat pemimpin dan anggotanya berinteraksi; di dalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuasaan dan proses mempengaruhi bawahan oleh pemimpin; dan adanya tujuan bersama yang harus dicapai. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.
Dalam suatu organisasi, kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.
Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi.
12
Pemimpin memiliki peran sebagai the vision role, pengendalian dan hubungan organisasi, pembangkit semangat dan menyampaikan informasi.
Seorang pemimpin harus menjadi penentu arah, agen perubahan, juru bicara dan pelatih. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus menyusun arah dan secara personal sepakat untuk menyebarkan kepemimpinan ke seluruh organisasi, memberdayakan para karyawan dalam bertindak untuk mendengar dan mengawasi umpan balik dan selalu memfokuskan perhatian dalam membentuk organisasi mencapai potensi terbesarnya.
Seorang manajer harus mempunyai keungulan diri dalam memimpin (self-mastery). Salah satu peran kepemimpinan yang harus dijalankan oleh seorang pemimpin adalah peran membangkitkan semangat kerja. Peran ini dapat dijalankan dengan cara memberikan pujian dan dukungan. Pujian dapat diberikan dalam bentuk penghargaan dan intensif. Penghargaan adalah bentuk pujian yang tidak berbentuk uang. Sementara insentif adalah pujian yang berbentuk uang atau benda yang dapat kuantifikasi. Pemberian insentif hendaknya didasarkan pada aturan yang sudah disepakati bersama dan transparan. Insentif akan efektif dalam peningkatan semangat kerja jika diberikan secara tepat. Artinya, sesuai dengan tingkat kebutuhan karyawan yang diberi intensif dan disampaikan oleh pimpinan tertinggi dalam organisasi serta diberikan dalam suatu ‘event” khusus. Peran pembangkit semangat kerja dalam bentuk memberikan dukungan, bisa dilakukan melalui kata-kata, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam kalimat-kalimat yang sugestif. Dukungan juga dapat diberikan dalam bentuk peningkatan atau penambahan sarana kerja, penambahan staf yang berkualitas, perbaikan lingkungan kerja dan semacamnya.
13
Semangat kerja sedikit banyaknya dipengaruhi oleh perilaku pimpinannya. Perilaku pemimpin yang baik yaitu: (1) Seorang pemimpin harus selalu berfikir positif, selalu antusia, mampu mamahami dan menmghargai pihak lain (bawahan), tetap tenang saat dalam situasi sulit atau menegangkan, tetap optimis, tidak mengumpat terhadap bawahan, menjelaskan kesalahannya pada waktu dan tempat yang tepat; (2) tidak menunda jawaban atau member jawaban yang mengambang; (3) memberi perintah dengan gaya minta tolong; dan (4) tidak lupa member hadiah atau penghargaan.
Keempat hal tersebut sangat mempengaruhi semangat kerja pegawai dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya.
Dalam suatu organisasi sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan atau ketidak berhasilan suatu organisasi. Kedudukan manusia dalam hal ini pegawai yaitu orang-orang yang bergabung dalam organisasi adalah sangat penting sebagai pendukung tercapainya tujuan organisasi tempat mereka bekerja. Menyadari hal tersebut peranan kepemimpinan sebagai pemimpin dan manajer adalah sangat mutlak. Dalam upaya mempengaruhi perilaku pegawai, pemimpin menggunakan pendekatan pola kepemimpinan yang berorientasi pada tugas pegawai dan hubungan manusia. (initiating structure dan consideration).
Initiating structure adalah cara kepemimpinan melukiskan hubungannya dengan pegawai dalam mengorganisasi kerja, hubungan kerja dan tujuan. Kepemimpinan pada posisi tingkat tinggi dalam initiating structur untuk memberi perintah kepada pegawai melaksanakan tugas. Sedangkan consideration, hubungan kerja atas dasar kepercayaan, menghargai gagasan pegawai, menunjukkan kepedulian, kesejahteraan, keamanan, dan kepuasan pegawai.
Dalam organisasi terjadi saling berinteraksi sesama pegawai dengan pemimpin. Kondisi yang demiklian akan memungkinkan terwujudnya iklim organisasi, iklim organisasi adalah lingkungan manusia di dalam mana para pegawai organisasi melakukan pekerjaan
14
mereka. Iklim dapat mempengaruhi motivasi dan kepuasan kerja. Hal itu dengan membentuk harapan pegawai tentang konsekuensi yang akan timbul dari berbagai tindakan. Harapan menimbulkan motivasi atau mendorong pegawai melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai tujuan, dalam rangka memenuhi kebutuhan mulai dari kebutuhan fisiologis, sosial, rasa aman, penghargaan dan aktualisasi diri. Terpenuhinya kebutuhan sesuai harapan mendatangkan kepuasan kerja.
Pelaksanaan tugas dan pekerjaan merupakan suatu kewajiban bagi para pegawai di dalam suatu perusahaan atau organisasi. Kemudian di dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan tersebut tentunya pasti mempunyai suatu tujuan yang sama yakni mengharapkan suatu hasil pekerjaan dan tugas yang baik serta memuaskan yang sesuai dengan apa yang telah ditentukan sebelumnya.
Untuk mendapatkan suatu hasil kerja yang baik dan sesuai dengan tujuan suatu perusahaan atau organisasi maka setiap pemimpin harus mempunyai suatu aturan dan ketentuan yang dituangkan dalam bentuk kebijakan. Kebijakan ini dibuat dengan maksud agar setiap komponen organisasi melaksanakan tugas sesuai degan tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, perlu adanya suatu faktor yang harus dimiliki oleh para pegawai, yakni semangat kerja. Semangat kerja itu sendiri timbul dan tumbuh dalam diri pegawai yang disebabkan oleh adanya motivasi dari pimpinan dalam arti pemimpin (pewirausaha) memberi motivasi atau dorongan kepada pegawai atau anggotanya, baik kebutuhan batin maupun kebutuhan lahir. Sadar akan betapa pentingnya pegawai dalam pembangunan sesuai dengan hakekat Pembangunan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sebagaimana termaktub dalam GBHN adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.
15
Oleh karena itu, pemberian motif oleh pemimpin merupakan suatu kewajiban yang harus dijalankan agar tumbuh dan timbul semangat kerja dalam diri pegawai. Sebab, keberhasilan pegawai sangat tergantung dari motivasi dan kebijakan yang diberikan oleh pimpinan.
Simpulan
Motivasi merupakan kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut.
Kepemimpinan adalah perilaku seorang individu ketika ia mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas suatu kelompok yang dipimpinnya sehingga mereka mau bekerja sama sehingga tujuan-tujuan yang telah ditetapkan secara bersama-sama akan tercapai dan terjadi hubungan komunikasi yang baik antar pemimpin dan anggotanya.
Disadari bahwa tingkat kepuasan individu manusia berbeda-beda, begitu pula dengan tingkat kebutuhan manusia juga berlainan. Hal itu perlu dipahami oleh seorang wirausaha di dalam memotivasi pekerjanya. Disamping itu pula, seorang wirausaha perlu mengenali kekuatan motif diri sendiri sehingga dapat menjaga keseimbangan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Seorang wirausaha sebagai pemimpin dalam usahanya, harus memahami tentang motivasi. Pekerjaan seorang pemimpin yang paling penting antara lain adalah bagaimana dia bisa memotivasi orang yang dipimpin untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pencapaian tujuan inilah yang menjadi patokan atau ukuran keberhasilan bagi seorang wirausaha.
Saran
Kita sebagai calon pemimpin (wirausaha) sebaiknya harus mampu menimbulkan semangat kerja dan membuat hubungan yang baik dengan pegawai agar bisnis yang diusahakan dapat berhasil. Dan yang terpenting pula harus menjadi pemimpin yang amanat, adil dan bertangggung jawab.
 

Rabu, 21 November 2018

GENERASI MUDA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI



1.1              Pengertian Nasionalisme
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1997:648), Nasionalisme didefinisikan kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu, yakni semangat kebangsaan. Nasionalisme dapat dirumuskan sebagai satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris “nation”) dengan mewujudkan satu identitas yang dimiliki sebagai ikatan barsama dalam satu kelompok.Sedangkan Pengertian nasionalisme menurut beberapa ahli, yaitu
1.      Menurut Ernest Renan: Nasionalisme adalah kehendak untuk bersatu dan bernegara.
2.      Menurut Otto Bauar: Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau karakter yang timbul karena perasaan senasib.
3.      Menurut Hans Kohn, Nasionalisme secara fundamental timbul dari adanya National Counciousness. Dengan perkataan lain nasionalisme adalah formalisasi (bentuk) dan rasionalisasi dari kesadaran nasional berbangsa dan bernegara sendiri.
4.      Menurut L. Stoddard: Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian terbesar individu di mana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara bersama di dalam suatu bangsa.
5.      menurut Louis Sneyder. Nasionalisme adalah hasil dari perpaduan faktor-faktor politik, ekonomi, sosial, dan intelektual.
Nasionalisme dalam arti semangat kebangsaan karena kesamaan kultur artinya pada persamaan-persamaan kultur yang utama seperti kesamaan darah atau keturunan, suku bangsa, daerah tempat tinggal, kepercayaan dan agama, bahasa dan kebudayaan. Pada pertumbuhan awal nasionalisme, dapat dikatakan sebagai sebuah situasi kejiwaan berupa kesetiaan seseorang secara total diabdikan secara langsung kepada negara. Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tidak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tumbuhnya ikatan nasionalisme, yang notabene lemah dan bermutu renda.

1.2              Golongan Generasi Muda Bangsa
Generasi Muda adalah terjemah dari young generation yang mengandung arti populasi yang sedang membentuk dirinya. Kata Generasi muda terdiri dari dua kata yang majemuk, kata yang kedua adalah sifat atau keadaan kelompok individu itu masih berusia muda dalam kelompok usia muda yang diwarisi cita – cita dan dibebani hak dan kewajiban, sejak dini telah diwarnai oleh kegiatan – kegiatan kemsyarakatan dan kegiatan sosial. Maka dalam keadaan seperti ini generasi muda dari suatu bangsa merupakan young citizen.
Pengertian Generasi muda erat hubunganya dengan arti generasi muda sebagai generasi penerus. Yang dimaksud Geberasi Muda secara pasti tidak terdapat satu definisi yang dianggap paling tepat akan tetapi banyak pandangan yang mengartikannya tergantung dari sudut masyarakat melihatnya. Namun dalam rangka untuk pelaksanaan suatu program pembinaan bahwa “Generasi Muda” ialah bagian suatu generasi yang berusia 0 – 30 tahun.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Balai Pustaka (1994 : 309) generasi muda berasal dari kata generasi yaitu sekalian orang yang kira – kira sama waktu hidupnya, angkatan atau turunan. Generasi muda berarti kelompok atau kaum muda.

1.3              Penyebab Menurunnya Jiwa Naionalisme Generasi Muda Bangsa
      Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian masyarakat suatu bangsa tersebut merasakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap bangsa itu sendiri.
      Sekarang rasa nasionalisme dan kebangsaan sebagian besar dari kita telah memudar, memudarnya rasa cinta terhadap tanah air ini dilihat minimnya pemahaman remaja akan nilai-nilai budaya. Remaja sekang lebih cenderung mengikuti budaya barat yang sangat jauh perbandingannya dengan norma dan adat istiadat bangsa Indonesia. Remaja sekarang lebih senang dengan hal-hal dan produk-produk impor dibanding dengan produl lokal sendiri. Mereka bangga jika menggunakan baju atau barang-barang dari merk luar negeri. Mereka malu menggukan roduk lokal yang mereka anggap produk lokal itu tidak mengikuti perkembangan zaman.
      Penyebab utama dari memudarnya semangat nasionalisme dan kebangsaan dari generasi penerus bangsa terutama disebabkan contoh yang salah dan kurang mendidik yang diperlihatkan generasi tua atau kaum tua yang cenderung mementingkan kepentingan pribadi dan golongannya daripada mendahulukan kepentingan bangsa dan rakyat. Kaum tua juga tidak memberikan contoh sikap disiplin dan rasa tanggungjawab terhadap suatu apapun.Berikut ini adalah penyebab memudarnya nasionalisme dikalangan generasi muda :
Faktor Internal
a.       Pemerintahan pada zaman reformasi yang jauh dari harapan para pemuda, sehingga membuat mereka kecewa pada kinerja pemerintah saat ini. Terkuaknya kasus-kasus korupsi, penggelapan uang negara, dan penyalahgunaan kekuasaan oleh para pejabat negara membuat para pemuda enggan untuk memerhatikan lagi pemerintahan.
b.      Sikap keluarga dan lingkungan sekitar yang tidak mencerminkan rasa nasionalisme dan patriotisme, sehingga para pemuda meniru sikap tersebut. Para pemuda merupakan peniru yang baik terhadap lingkungan sekitarnya.
c.       Demokratisasi yang melewati batas etika dan sopan santun dan maraknya unjuk rasa, telah menimbulkan frustasi di kalangan pemuda dan hilangnya optimisme, sehingga yang ada hanya sifat malas, egois dan, emosional.
d.      Tertinggalnya Indonesia dengan negara-negara lain dalam segala aspek kehidupan, membuat para pemuda tidak bangga lagi menjadi bangsa Indonesia.
e.        Timbulnya etnosentrisme yang menganggap sukunya lebih baik dari suku-suku lainnya, membuat para pemuda lebih mengagungkan daerah atau sukunya daripada persatuan bangsa.

Faktor Eksternal
a.       Cepatnya arus globalisasi yang berimbas pada moral pemuda. Mereka lebih memilih kebudayaan negara lain, dibandingkan dengan kebudayaanya sendiri, sebagai contohnya para pemuda lebih memilih memakai pakaian-pakaian minim yang mencerminkan budaya barat dibandingkan memakai batik atau baju yang sopan yang mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Para pemuda kini dikuasai oleh narkoba dan minum-minuman keras, sehingga sangat merusak martabat bangsa Indonesia
b.      Paham liberalisme yang dianut oleh negara-negara barat yang memberikan dampak pada kehidupan bangsa. Para pemuda meniru paham libelarisme, seperti sikap individualisme yang hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memperhatikan keadaan sekitar dan sikap acuh tak acuh pada pemerintahan.
c.       Semakin hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri. Sebab, sudah semakin banyaknya produk luar negeri baik berupa makanan, pakaian dan sebagainya, yang membanjiri dunia pasar di Indonesia. Masyarakat Indonesia yang cenderung menggunakan produk luar negeri . Mereka merasa kalau memakai produk dalam negeri akan terlihat kuno , jadul , dan kurang berkualitas . Padahal produk – produk dalam negeri kualitasnya tidak kalah dengan luar . Ini adalah hal yang sangat simple , tapi kalau di biarkan terus menerus akan fatal akibatnya. Indonesia akan kehilangan jati dirinya .Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia. Mayarakat kita, khususnya anak muda, banyak yang lupa mengenai identitas diri sebagai bangsa Indonesia. Karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat. Selain itu, globalisasi juga mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara orang kaya dan miskin. Ini disebabkan karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi.
                        Pengaruh-pengaruh di atas memang tidak secara langsung berdampak terhadap nasionalisme. Akan tetapi, secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau bahkan hilang. Sebab, globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apapun yang ada di luar negeri dianggap baik serta mampu memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Berdasarkan analisa dan uraian di atas, pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu, diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.

1.4    Upaya – Upaya Untuk Menumbuhkan Jiwa Naionalisme Generasi Muda Bangsa
      Rapuhnya rasa kebanggaan bagi bangsa selama beberapa tahun belakangan ini, sesungguhnya disulut oleh menguatnya sentimen kedaerahan dan semangat primordialisme pascakrisis. Suatu sikap yang sedikit banyak disebabkan oleh kekecewaan sebagian besar anggota dan kelompok masyarakat bahwa kesepakatan bersama (social contract) yang mengandung nilai-nilai seperti keadilan dan perikemanusiaan dan musyawarah kerap hanya menjadi wacana belaka.Bukan hal yang aneh jika semangat solidaritas dan kebersamaan pun terasa semakin tenggelam sejak beberapa dekade terakhir. Boleh jadi, penyebab dari memudarnya rasa nasionalisme ini juga disebabkan oleh karena paradigma tentang bangsa dan nasionalisme yang kita anut, berjalan di tempat.
      Maka dari itu sebagai upaya untuk menumbuhkan kembali jiwa nasionalisem generasi muda bangsa diperlukan dukungan dari berbagai pihak. Upaya menumbuhkan jiwa nasionalisme pada generesami muda bangsa ini tidak hanya tanggung jawab pemerintah sebagai penyelenggara negara namun juga membutuhkan peran aktif masyarakat.
    
Peran Keluaga
a)   Memberikan contoh atau tauladan tentang rasa kecintaan dan penghormatan pada bangsa misalnya dengan menunjukkan para pahlawan pendahulu yang telah merebut kemerdekaan.
b)   Memberikan pengawasan yang menyeluruh kepada anak terhadap lingkungan sekitar dan memastikan anak tumbuh dalam lingkungan yang baik.
c)   Selalu menggunakan produk dalam negeri dan merasa bangga dalam menggunakannya.
Peran Pendidikan
a)   Memberikan pelajaran tentang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan juga bela Negara.
b)   Menanamkan sikap cinta tanah air dan menghormati jasa pahlawan dengan mengadakan upacara setiap Hari Senin dengan penuh khitmad.
c)   Memberikan pendidikan moral, sehingga para pemuda tidak mudah menyerap hal-hal negatif yang dapat mengancam ketahanan nasional. Dengan cara ini diharapkan para pemuda tidak mudah terpengaruh dengan berbagai hal yang dapat menghancurkan bangsa.
Peran Pemerintah
a)   Menggalakan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme seperti seminar dan pameran kebudayaan.
b)   Mewajibkan pemakaian batik kepada pegawai negeri sipil setiap Hari Jum’at. Hal ini dilakukan karena batik merupakan sebuah kebudayaan asli Indonesia, yang diharapkan dengan kebijakan tersebut dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan patrotisme bangsa.
c)   Lebih mendengarkan dan menghargai aspirasi pemuda untuk membangun Indonesia agar lebih baik lagi.

1.5         Peran Pemerintah Dalam Menumbuhkan Jiwa Naionalisme Generasi Muda BangsaMelaluiPendidikan Pembangunan Karakter.
Seperti yang pernah dikemukakan oleh Presiden RI Dr. H. Susilo Bambang Yodhoyono bahwa ada lima isu penting dalam dunia pendidikan. Salah satunya isu mengenai hubungan pendidikan dengan pembentukan watak atau dikenal dengan pembangunan karakter (character building). Presiden menyatakan bahwa kemajuan pendidikan tidak boleh melupakan pembangunan karakter. Oleh karena itu, Presiden melalui Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) meluncurkan Program Pendidikan Karakter.
Penanaman jiwa nasionalisme perlu dilakukan di sekolah, hal ini dikarenakan bahwa sekolah merupakan tempat pendidikan dan pembentukan jiwa serta semangat bagi generasi muda yang akan menentukan masa depan bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Selain itu, sejumlah besar generasi muda penerus bangsa Indonesia masih berstatus sebagai pelajar di sekolah sehingga apabila sekolah mampu memberikan pendidikan nasionalisme penguatan karakter bangsa Indonesia maka akan selamatlah di masa yang akan datang.
Penanaman jiwa nasionalisme serta penguatan karakter bangsa bagi seluruh pelajar dan mahasiswa di Indonesia akan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka mewujudkan NKRI yang kuat dan kokoh serta berkepribadian. Dalam rangka membentuk dan menumbuhkan rasa nasionalisme serta karakter bangsa bagi pelajar dan mahasiswa di perlukan suatu sarana yang dapat melengkapi penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Sajian informasi berupa materi yang menarik dan relevan dengan semangat kemudahan pelajar dan mahasiswa, perlu dikembangkan dengan tepat.
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Yuhan Yang Maha Esa, berkhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Tujuan tersebut merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Rumusan tujuan pendidikan nasional inilah yang menjadi landasan pengembangan karakter bangsa. Dimana, pendidikan karakter bersifat terus menerus dan berkelanjutan (continuous) dimulai dari pendidikan usia dini agar terinternalisasi dengan baik dalam diri anak didik.
Program konkret Kemendiknas dalam membangun karakter bangsa yakni dengan menggalakkan program dan kegiatan pendidikan karakter pada seluruh satuan dan kewarganegaraan, baik kurikuler maupun ekstra, merevitalisasi kembali kelompok mata pelajaran kepribadian agar menjadi sumber progresif, dengan member dan memperkuat value of character & value of orientation for the future, mengembangkan program pendidikan karakter dan anekaragam pelatihan yang tepat dan efektif.
Landasan dasar pendidikan karakter adalah nasionalisme dengan memberikan orientasi nilai (value of orientation) bagi kemajuan peradaban bangsa dan Negara kedepan dengan mengintegrasikan semangat nasionalisme dengan kebutuhan kemajuan bangsa di masa depan.
Sehingga dengan pendidikan karakter inilah terciptanya satu perubahan dari sekadar good menjadi great yang dibutuhkan bagi kesuksesan membangun peradaban bangsa di masa depan. Great character, great personality, and great achievement for the future dapat dijabarkan secara konkrit. Sejatinya kepribadian dan citra diri bangsa menjadi kekuatan etos, semangat etik dan moral yang diharapkan bagi kemajuan bangsa ini di masadepan.

a.    Penyebab memudarnya rasa nasionalisme dan patriotisme pemuda dikarenakan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal seperti kekecewaan pemuda terhadap kinerja pemerintah, sedangkan faktor eksternal seperti arus globalisasi yang membawa pengaruh negatif.
b.    Untuk menumbuhkan rasa nasionalisme di kalangan pemuda dibutuhkan peran aktif semua lapisan masyarakat. Tidak hanya pemerintah tetapi juga lingkungan keluarga dan pendidikan.
c.    Memudarnya rasa nasionalisme dapat mengancam dan menghancurkan bangsa Indonesia. Hal itu terjadi karena ketahanan nasional akan menjadi lemah dan dapat dengan mudah ditembus oleh pihak luar.
d.   Penanaman jiwa nasionalisme serta penguatan karakter bangsa bagi seluruh pelajar dan mahasiswa di Indonesia akan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka mewujudkan NKRI yang kuat dan kokoh serta berkepribadian.
e.    Pemerintah dapat menumbuhkan jiwa nasionalisme pada generasi muda bangsa melalui sistem pendidikan yang membentuk karakter generasi muda. Sehinga kepribadian dan citra diri bangsa menjadi kekuatan etos, semangat etik dan moral yang dapat membantu bagi kemajuan bangsa ini di masa depan.
 
Dari hasil pembahasan yang telah penulis bahas, penulis memberikan saran kepada semua pihak, khususnya pemuda untuk lebih meningkatkan rasa nasionalisme terhadap Negara Indonesia, karena pemuda adalah calon penerus perjuangan dan pembangunan bangsa di masa yang akan datang. Selain itu, penulis memberikan saran kepada masyarakat dan pemerintah untuk saling bersinergi dalam mengupayakan peningkatan nasionalisme di kalangan pemuda.