Alat Bantu Dalam Perancangan Sistem Informasi

Berhubung
saya sudah lama tak buka blog dan kebetulan juga saya ada tugas kuliah dapat
memposting artikel jadi saya sempatkan untuk mengisi waktu luang untuk
memposting artikal berkaitan alat bantu dalam perancangan sistem informasi
siapa tau ada yang butuh materi ini jadi saya iseng2 untuk memuat postingan ya
hitung2 berbagi informasi walaupun kalau seandainya kita cari di google sudah
banyak web dan blog yang membahas tentang materi ini tapi tidak ada salahnya
kan ikut2tan membuat postingan hehe yang sama hehe ....
langsung saja untuk artikal blog saya ini berjudul Alat bantu dalam perancangan
sistem Informasi yang saya repost dari situs gho-blogs.blogspot.co.id dalam artikalnya yang
berjudul Alat bantu dalam perancangan sistem informasi dijelaskan ada
alat bantu perancangan agar analisa dan hasil yang ingin di capai dapat
mencapai sebuah hasil yang maksimal.
Pada dasarnya alat perancangan sistem informasi terbagi 3 bagian yaitu :
1. ASI (Aliran Sistem Informasi)
2. Context Diagram
3. DFD (Data Flow Diagram)
1. Alat Bantu Perancangan Sistem
Alat
bantu perancangan sistem terbagi atas 3 bagian, yaitu :
- ASI
(Aliran Sistem Informasi)
- Context
Diagram
- DFD
(Data Flow Diagram)
1.1 Aliran Sistem Informasi
(ASI)
Aliran
sistem informasi sangat berguna untuk mengetahui permasalahan yang adda pada
suatu sistem. Dari sini dapat diketahui apakah system informasi tersebut masih
layak dipakai atau tidak, masih manual atau komputerisasi. Jika sistem
informasinya tidak layak lagi maka perlu adanya perubahan dalam pengolahan
datanya sehingga menghasilkan informasi yang cepat dan akurat serta keputusan
yang lebih baik.
Berikut
simbol-simbol dari Aliran Sistem Informasi (ASI) :
1.2 Context Diagram
Context
Diagram adalah gambaran umum tentang suatu sistem yang terdapat didalam suatu
organisasi yang memperlihatkan batasan (boundary) sistem, adanya interaksi
antara eksternal entity dengan suatu sistem dan informasi secara
umum mengalir diantara entity dan sistem. Context Diagram merupakan alat bantu
yang digunakan dalam menganalisa sistem yang akan dikembangkan.
Simbol-simbol yang digunakan di dalam Context Diagram hampir sama dengan
simbol-simbol yang ada pada DFD, hanya saja pada Context Diagram tidak terdapat
simbol file.
Berikut
simbol-simbol Context Diagram
1.3 Data Flow Diagram (DFD)
DFD
merupakan ganbaran sistem secara logika yang tidak tergantung pada perangkat
keras, lunak, struktur data dan organisasi file. Keuntungan dari DFD adalah
untuk memudahkan pemakai yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti
system yang akan dikerjakan atau dikembangkan.
Berikut
simbol-simbol dari Data Flow Diagram (DFD) :
Aturan dalam pembuatan DFD
- Tidak
boleh menghubungkan external entity ke external entity secara langsung.
- Tidak
boleh menghubungkan data storage ke data storage lainnya secara langsung.
- Tidak
boleh menghubungkan data storage dengan external entity secara lansung.
- Pada
setiap proses harus ada data flow masuk dan keluar dan sebaliknya.
- Tidak
boleh ada proses dari arus data tidak memiliki nama (nama harus ada)
- Tidak
boleh ada proses yang tidak memiliki nomor.
Metode
pembuatan DFD
- Mulai
dari yang umum sampai yang detail
- Jabarkan
setiap proses
- Pelihara
konsistensi antar proses
- Berikan
label nama yang bermakna untuk ke empat simbol tersebut
- Menjaga
konsistensi dengan model lainnya.
Tahapan
Pembuatan DFD
- Buat
Context Diagram (Top Level Diagram)
- Buat
diagram level 0
- Buat
diagram level1 (diagram detail)
Diagram
ini digunakan untuk menjelaskan tahapan-tahapan proses dari diagram level
0.
Cara pembuatan DFD
- Identifikasi
semua external entity dalam sistem
- Identifikasi
semua input dan ouput yang terlibatdengan external entity.
- Urutan
pengambaran dimulai dari context diagram, diagram level 0, diagram level1.
2.
Alat Bantu Perancangan Logika Program
Adapun
alat bantu dalam pernacngan logika program terdiri atas 2 bagian yaitu :
- Struktur
Program
- Flowchart
2.1
Struktur Program
Menggambarkan
menu utama pada program yang akan dirancang juga menampilkan apa yang
dikerjakan pada sebuah sistem atau membuat bagian bentuk spesifikasi dari
modul-modul program yang dikerjakan pada sebuah sistem.
Berikut
simbol-simbol dari struktur program :
2.2
Flowchart
Program
Flowchart adalah diagram alir yang menggambarkan urutan logika dari suatu
prosedur pemecahan masalah. Bagan alir program (program flowchart)
merupakan bagan yang menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses
program.
Berikut simbol-simbol dari Flowchart :
3.
Alat Bantu Perancngan Database
Adapun
alat bantu dalam perancagan database terdiri dari 2 bagian yaitu :
- Entity
Relationship Diagram (ERD)
- Normalisasi
Database
3.1
Entity Relationship Diagram (ERD)
Model
ERD berisi komponen-komponen entitas dan himpunan relasi yang masing-masing
dilengkapi dengan atribut-atribut yang mempresentasikan seluruh fakta
yang ditinjau sehingga dapat diketahui hubungan antara entity-entity yang ada
dengan atribut-atributnya. Selain itu juga bisa menggambarkan hubungan yang ada
dalam pengolahan data, seperti hubungan many to many, one to many, one to
one.
Berikut
simbol-simbol dari ERD
3.2
Normalisasi Database
Normalisasi
adalah suatu teknik untuk meng-organisasi data ke dalam tabel-tabel untuk
memenuhi kebutuhan pemakai di dalam suatu organisasi. Adapun tujuan dari
normalisal adalah :
- Untuk
menghilangkan kerangkapan data
- Untuk
mengurangkan kompleksitas
- Untuk
mempermudah pemodifikasian data
Normalisasi
database biasanya jarang dilakukan dalam database skala kecil, dan dianggap
tidak diperlukan pada penggunaan personal. Namun seiring dengan berkembangnya
informasi yang dikandung dalam sebuah database, proses normalisasi akan sangat
membantu dalam menghemat ruang yang digunakan oleh setiap tabel di dalamnya,
sekaligus mempercepat proses permintaan data.
Proses
Normalisasi
- Data
diuraikan dalam bentuk tabel, selanjutnya dianalisis berdasarkan
persyaratan tertentu ke beberapa tingkat.
- Apabila
tabel yang diuji belum memenuhi persyaratan tertentu, maka tabel tersebut perlu
dipecah menjadi beberapa tabel yang lebih sederhana sampai memenuhi bentuk
yang optimal.
Tahap-tahap
normalisasi :
Bentuk
Tidak Normal (Menghilangkan perulangan group) --> Bentuk
Normal Pertama (1NF)(Menghilangkan ketergantungan sebagian) --> Bentuk
Normal Kedua (2NF) (Menghilangkan ketergantungan transitif) --> Bentuk
Normal Ketiga (3NF) (Menghilangkan anomali-anomali hasil
dari ketergantungan fungsional)
V
aliran sistem informasi
Aliaran
System Informasi (ASI)
Ini
adalah salah satu contoh penggunaan Aliran sistem informasi / ASI untuk
menganalisa permasalahan dan mendisain sistem yang baru pada sebuah PT ABC
(nama PT dikarang sendiri), berikut adalah kutipan langsungnya:
Mungkin
teman-teman mempunyai pendapat mengenai rancangan ASI ini, silahkan masukkan
komentarnya, sehingga bisa kita evaluasi bersama-sama.
Sistem
yang diterapkan atau yang sedang berjalan mengenai penjualan barang jadi maupun
data konsumen masih menggunakan system manual. Jika dilihat dari segi fungsi
penjualan pada PT ABC, supaya mudah mendapatkan informasi mengenai perkembangan
dari produksi perusahaannya, maka sebaiknya digunakan system informasi secara
komputerisasi. Pengolahan data dengan menggunakan system manual ini dapat
terjadi kekurangan dan kesalahan, sehingga terjadi kesulitan dalam memperbaiki
atau memodifikasi data tersebut, juga akan memakan waktu yang lama untuk
melakukan proses data.
Masalah system informasi pada PT ABC ini :
1.
Bagian
administrasi,menerima daftar penjualan barang yang telah dicek
pelanggan dan mencek kembali daftar penjualan
barang tersebut.
2.
Kemudian
diberikan kepada bagian gudang untuk mencari barang permintaan pelanggan.
3.
Setelah
barang ada maka bagian gudang memberikan daftar barang yang dipesan pada
pelanggan dan kepada bagian keuangan.
4.
Bagian
keuangan daftar barang yang dipesan tersebut dibuatnya faktur penjualan yang
nantinya diberikan kepada bagian administrasi.
5.
Kemudian
bagian administrasi membuat laporan harian dengan 2 rangkap.
6. laporan
harian yang pertama diarsip dan diberikan kepada pimpinan perusahaan
sebagai laporan penjualan apabila dibutuhkannya.
Dengan menggunakan system tersebut di atas, maka perusahaan sering mengalami
masalah dalam pembuatan laporan yang khususnya bagian administrasi. Sebab
dengan system tesebut data yang diperoleh tidak efisien, karena system yang
sedang berjalan masih menggunakan system manual.
Analisa terhadap system yang sedang berjalan bertujuan :
- Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang menyebabkan system lama kurang
efisien dalam melakukan pengolahan data penjualan.
- Untuk mengetahui apakah arsip yang disimpan mempunyai tingkat keamanan yang
terjamin.
Berdasarkan
permasalahan yang ada pada system lama dapat disimpulkan suatu system informasi
pengolahan dalam mengadakan pengolahan data penjualan untuk menghasilkan
laporan. disebelah adalah Aliran Sistem Informasi yang berjalan
Disain
Sistem Baru
Di
dalam mempelajari system lama banyak sekali ditemui kelemahan-kelemahan,
seperti kurang efisiennya penggunaan waktu. Seandainya terjadi kesalahan yang
berulang-ulang berarti kita harus membuat laporan baru. Dengan diterapkannya
system baru, maka diharapkan bagi analisis melakukan penganalisaan terhadap
kebutuhan informasi yaitu berupa output yang dikehendaki dan selanjutnya
menganalisa persyaratan yang diperlukan serta menyiapkan data apa saja yang
perlu disimpan dalam file. Setelah kebutuhan informasi dan persyaratan tersebut
diterapkan, maka tahap selanjutnya adalah tahap perencanaan, antara lain :
1. Merancang dan menerapkan file-file yang dibutuhkan yaitu membuat
rancangan data-data sesuai dengan jenis datanya.
2. Merancang system secara global.
3. Pembuatan program aplikasi.
Untuk
mendesain system baru perlu diketahui beberapa hal yang menunjang terjadinya
modifikasi system yang berlaku sekarang. Dalam hal ini penulis memulai dengan
menentukan bentuk keluaran, bentuk masukan dan file-file yang dibutuhkan,
serta
proses yang terjadi selama system berjalan. Diharapkan dengan rancangan system
baru ini tugas-tugas yang dilaksanakan dapat dikerjakan dengan baik dan
informasi yang dihasilkan dapat diperoleh kapan saja oleh pemakai system.
Berikut
ini desain sistem baru:
Nama
: M.Ropianto
NIDN:
: 102867804
Status
: Dosen Tetap YAPISTA / STT Ibnu Sina
Pengampuh
Matakuliah :
analisa dan perancangan sistem informasi
aliran sistem informasi
Aliaran
System Informasi (ASI)
Ini adalah salah satu contoh penggunaan
Aliran sistem informasi / ASI untuk menganalisa permasalahan dan mendisain
sistem yang baru pada sebuah PT ABC (nama PT dikarang sendiri), berikut adalah
kutipan langsungnya:
Mungkin teman-teman mempunyai pendapat
mengenai rancangan ASI ini, silahkan masukkan komentarnya, sehingga bisa kita
evaluasi bersama-sama.
Sistem yang diterapkan atau yang sedang
berjalan mengenai penjualan barang jadi maupun data konsumen masih menggunakan
system manual. Jika dilihat dari segi fungsi penjualan pada PT ABC, supaya
mudah mendapatkan informasi mengenai perkembangan dari produksi perusahaannya,
maka sebaiknya digunakan system informasi secara komputerisasi. Pengolahan data
dengan menggunakan system manual ini dapat terjadi kekurangan dan kesalahan,
sehingga terjadi kesulitan dalam memperbaiki atau memodifikasi data tersebut,
juga akan memakan waktu yang lama untuk melakukan proses data.
Masalah system informasi pada PT ABC ini :
1.
Bagian
administrasi,menerima daftar penjualan barang yang telah dicek
pelanggan dan mencek kembali daftar penjualan
barang tersebut.
2.
Kemudian
diberikan kepada bagian gudang untuk mencari barang permintaan pelanggan.
3.
Setelah
barang ada maka bagian gudang memberikan daftar barang yang dipesan pada
pelanggan dan kepada bagian keuangan.
4.
Bagian
keuangan daftar barang yang dipesan tersebut dibuatnya faktur penjualan yang
nantinya diberikan kepada bagian administrasi.
5.
Kemudian
bagian administrasi membuat laporan harian dengan 2 rangkap.
6. laporan
harian yang pertama diarsip dan diberikan kepada pimpinan perusahaan
sebagai laporan penjualan apabila dibutuhkannya.
Dengan menggunakan system tersebut di atas, maka perusahaan sering mengalami
masalah dalam pembuatan laporan yang khususnya bagian administrasi. Sebab
dengan system tesebut data yang diperoleh tidak efisien, karena system yang
sedang berjalan masih menggunakan system manual.
Analisa terhadap system yang sedang berjalan bertujuan :
- Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang menyebabkan system lama kurang
efisien dalam melakukan pengolahan data penjualan.
- Untuk mengetahui apakah arsip yang disimpan mempunyai tingkat keamanan yang
terjamin.
Berdasarkan permasalahan yang ada pada system
lama dapat disimpulkan suatu system informasi pengolahan dalam mengadakan
pengolahan data penjualan untuk menghasilkan laporan. disebelah adalah Aliran
Sistem Informasi yang berjalan
Disain Sistem Baru
Di
dalam mempelajari system lama banyak sekali ditemui kelemahan-kelemahan,
seperti kurang efisiennya penggunaan waktu. Seandainya terjadi kesalahan yang
berulang-ulang berarti kita harus membuat laporan baru. Dengan diterapkannya
system baru, maka diharapkan bagi analisis melakukan penganalisaan terhadap
kebutuhan informasi yaitu berupa output yang dikehendaki dan selanjutnya
menganalisa persyaratan yang diperlukan serta menyiapkan data apa saja yang
perlu disimpan dalam file. Setelah kebutuhan informasi dan persyaratan tersebut
diterapkan, maka tahap selanjutnya adalah tahap perencanaan, antara lain :
1. Merancang dan menerapkan file-file yang dibutuhkan yaitu membuat
rancangan data-data sesuai dengan jenis datanya.
2. Merancang system secara global.
3. Pembuatan program aplikasi.
Untuk mendesain system baru perlu diketahui
beberapa hal yang menunjang terjadinya modifikasi system yang berlaku sekarang.
Dalam hal ini penulis memulai dengan menentukan bentuk keluaran, bentuk masukan
dan file-file yang dibutuhkan,
serta proses yang terjadi selama system
berjalan. Diharapkan dengan rancangan system baru ini tugas-tugas yang
dilaksanakan dapat dikerjakan dengan baik dan informasi yang dihasilkan dapat
diperoleh kapan saja oleh pemakai system.
Berikut ini desain sistem baru:
Alat Bantu Dalam Perancangan Sistem Informasi
Dalam
perancangan sistem informasi, dibutuhkan beberapa alat bantu perancangan agar
analisa dan hasil yang ingin dicapai dapat mencapai sebuah hasil yang maksimal.
Posting
ini sengaja saya bikin sebagai bahan referensi untuk bab 2 skripsi jurusan
Sistem Informasi.
Pada dasarnya, alat bantu perancangan sistem informasi terbagi atas 3 bagian
yaitu :
- Alat
bantu perancangan sistem
- Alat
bantu perancangan logika program
- Alat
bantu perancangan database
Barikut
penjabaran dari alat bantu perancangan sistem informasi.
1. Alat bantu perancangan sistem
Alat
bantu perancangan sistem terbagi atas 3 bagian, yaitu :
- ASI
(Aliran Sistem Informasi)
- Context
Diagram
- DFD
(Data Flow Diagram)
1.1
Aliran Sistem Informasi (ASI)
Aliran
sistem informasi sangat berguna untuk mengetahui permasalahan yang adda pada
suatu sistem. Dari sini dapat diketahui apakah system informasi tersebut masih
layak dipakai atau tidak, masih manual atau komputerisasi. Jika sistem informasinya
tidak layak lagi maka perlu adanya perubahan dalam pengolahan datanya sehingga
menghasilkan informasi yang cepat dan akurat serta keputusan yang lebih baik.
Berikut
simbol-simbol dari Aliran Sistem Informasi (ASI) :
|
No
|
Simbol
|
Keterangan
|
|
1
|
|
Proses
Manual. Digunakan untuk menggambarkan kegiatan manual atau pekerjaan yang
dilakukan tanpa menggunakan komputer.
|
|
2
|
|
Proses
Komputer. Proses yang menggunakan komputer dimana pengolahan data dilakukan
secara online.
|
|
3
|
|
Dokumen.
Merupakan formulir yang digunakan untuk merekam data yang menunjukkan input
dan output, baik untuk proses manual maupun komputer.
|
|
4
|
|
Garis
Alir. Menunjukkan aliran atau arah dalam proses pengolahan data.
|
|
5
|
|
Arsip.
Untuk menggambarkan penyimpanan data baik dalam bentuk arsip atau file
komputer. Dapat di tulis F atau A.
|
1.2 Context Diagram
Context
Diagram adalah gambaran umum tentang suatu sistem yang terdapat didalam suatu
organisasi yang memperlihatkan batasan (boundary) sistem, adanya interaksi
antara eksternal entity dengan suatu sistem dan informasi secara
umum mengalir diantara entity dan sistem. Context Diagram merupakan alat bantu
yang digunakan dalam menganalisa sistem yang akan dikembangkan.
Simbol-simbol yang digunakan di dalam Context Diagram hampir sama dengan
simbol-simbol yang ada pada DFD, hanya saja pada Context Diagram tidak terdapat
simbol file.
Berikut
simbol-simbol Context Diagram
|
No
|
Simbol
|
Keterangan
|
|
1
|
|
Kesatuan Luar(EksternalEntity) = Merupakan kesatuan
luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainya yang
berada diluar lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima
output sistem.
|
|
2
|
|
Proses(Process) = Kegiatan atau kerja
yang dilakukan oleh, mesin atau komputer dari suatu arus data yang masuk ke
dalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses
|
|
3
|
|
Arus Data (Data Flow) = Arus data mengalir
diantara proses, simpanan data dan kesatuan. Arus data ini menunjukan arus
data dari yang masuk ke dalam proses sistem
|
1.3 Data Flow Diagram (DFD)
DFD
merupakan ganbaran sistem secara logika yang tidak tergantung pada perangkat
keras, lunak, struktur data dan organisasi file. Keuntungan dari DFD adalah
untuk memudahkan pemakai yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti
system yang akan dikerjakan atau dikembangkan.
Berikut
simbol-simbol dari Data Flow Diagram (DFD) :
|
No
|
Simbol
|
Keterangan
|
|
1
|
|
Kesatuan
Luar/External Entity merupakan sumber atau tujuan data, dapat berupa bagian
atau orang yang berada diluar sistem tapi berhubungan dengan sistem tersebut.
|
|
2
|
|
Proses.
Simbol ini digunakan untuk melakukan proses pengolahan data, yang menunjukkan
suatu kegiatan yang mengubah aliran data yang masuk menjadi keluaran.
|
|
3
|
|
Penyimpanan
Data/Data Store merupakan tempat penyimpanan dokumen-dokumen atau file-file
yang dibutuhkan.
|
|
4
|
|
Aliran
Data. Menunjukkan arus data dalam proses.
|
Aturan
dalam pembuatan DFD
- Tidak
boleh menghubungkan external entity ke external entity secara langsung.
- Tidak
boleh menghubungkan data storage ke data storage lainnya secara langsung.
- Tidak
boleh menghubungkan data storage dengan external entity secara lansung.
- Pada
setiap proses harus ada data flow masuk dan keluar dan sebaliknya.
- Tidak
boleh ada proses dari arus data tidak memiliki nama (nama harus ada)
- Tidak
boleh ada proses yang tidak memiliki nomor.
Metode
pembuatan DFD
- Mulai
dari yang umum sampai yang detail
- Jabarkan
setiap proses
- Pelihara
konsistensi antar proses
- Berikan
label nama yang bermakna untuk ke empat simbol tersebut
- Menjaga
konsistensi dengan model lainnya.
Tahapan
Pembuatan DFD
- Buat
Context Diagram (Top Level Diagram)
- Buat
diagram level 0
- Buat
diagram level1 (diagram detail)
Diagram
ini digunakan untuk menjelaskan tahapan-tahapan proses dari diagram level
0.
Cara pembuatan DFD
- Identifikasi
semua external entity dalam sistem
- Identifikasi
semua input dan ouput yang terlibatdengan external entity.
- Urutan
pengambaran dimulai dari context diagram, diagram level 0, diagram level1.
2.
Alat Bantu Perancangan Logika Program
Adapun
alat bantu dalam pernacngan logika program terdiri atas 2 bagian yaitu :
- Struktur
Program
- Flowchart
2.1
Struktur Program
Menggambarkan
menu utama pada program yang akan dirancang juga menampilkan apa yang
dikerjakan pada sebuah sistem atau membuat bagian bentuk spesifikasi dari
modul-modul program yang dikerjakan pada sebuah sistem.
Berikut
simbol-simbol dari struktur program :
|
No
|
Simbol
|
Keterangan
|
|
1
|
|
Simbol
sumber / atau tujuan data
|
|
2
|
|
Simbol
proses terdefinisi
|
2.2 Flowchart
Program
Flowchart adalah diagram alir yang menggambarkan urutan logika dari suatu
prosedur pemecahan masalah. Bagan alir program (program flowchart)
merupakan bagan yang menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses
program.
Berikut simbol-simbol dari Flowchart :
|
No
|
Simbol
|
Keterangan
|
|
1
|
|
Simbol
Input/Output.
Digunakan untuk mewakili data input/output.
|
|
2
|
|
Simbol
Proses.
Digunakan untuk mewakili suatu proses.
|
|
3
|
|
Simbol
Garis Alir.
Digunakan untuk menunjukkan arus dari proses.
|
|
4
|
|
Simbol
Penghubung.
Digunakan untuk menunjukkan sambungan dari bagan alir yang terputus. Baik
pada halaman yang sama maupun di halaman berikutnya.
|
|
5
|
|
Simbol
Keputusan.
Digunakan untuk suatu penyelesaian kondisi di dalam program.
|
|
6
|
|
Simbol
Proses Terdefinisi.
Digunakan untuk menunjukkan suatu operasi yang rinciannya ditunjukkan di
tempat lain.
|
|
7
|
|
Simbol
Persiapan.
Digunakan untuk memberi/menset nilai awal suatu besaran.
|
|
8
|
|
Simbol
Titik Terminal.
Digunakan untuk menunjukkan awal dan akhir dari suatu proses
|
3. Alat Bantu Perancngan Database
Adapun
alat bantu dalam perancagan database terdiri dari 2 bagian yaitu :
- Entity
Relationship Diagram (ERD)
- Normalisasi
Database
3.1
Entity Relationship Diagram (ERD)
Model
ERD berisi komponen-komponen entitas dan himpunan relasi yang masing-masing
dilengkapi dengan atribut-atribut yang mempresentasikan seluruh fakta
yang ditinjau sehingga dapat diketahui hubungan antara entity-entity yang ada
dengan atribut-atributnya. Selain itu juga bisa menggambarkan hubungan yang ada
dalam pengolahan data, seperti hubungan many to many, one to many, one to
one.
Berikut
simbol-simbol dari ERD
|
No
|
Simbol
|
Keterangan
|
|
1
|
|
Entity,
yaitu suatu objek yang dapat dibedakan dengan objek lainnya. Di dalam
database, entity lebih dikenal dengan nama File.
|
|
2
|
|
Atribut,
yaitu karakteristik yang mencirikan suatu entity atau property dari sebuah
entity. Di dalam database, atribut dikenal dengan nama Field.
|
|
3
|
|
Field
Key, yaitu Data/atribut yang bersifat unique(berbeda) dan tidak akan pernah
sama dengan yang lainnya
|
|
4
|
|
Relationship,
merupakan relasi yang menyatakan hubungan antara entity.
|
|
5
|
|
Link,
merupakan garis yang digunakan sebagai penghubung antara himpunan relasi
dengan entitas dan himpunan entitas dengan atributnya.
|
3.2 Normalisasi Database
Normalisasi
adalah suatu teknik untuk meng-organisasi data ke dalam tabel-tabel untuk
memenuhi kebutuhan pemakai di dalam suatu organisasi. Adapun tujuan dari
normalisal adalah :
- Untuk
menghilangkan kerangkapan data
- Untuk
mengurangkan kompleksitas
- Untuk
mempermudah pemodifikasian data
Normalisasi
database biasanya jarang dilakukan dalam database skala kecil, dan dianggap
tidak diperlukan pada penggunaan personal. Namun seiring dengan berkembangnya
informasi yang dikandung dalam sebuah database, proses normalisasi akan sangat
membantu dalam menghemat ruang yang digunakan oleh setiap tabel di dalamnya,
sekaligus mempercepat proses permintaan data.
Proses
Normalisasi
- Data
diuraikan dalam bentuk tabel, selanjutnya dianalisis berdasarkan
persyaratan tertentu ke beberapa tingkat.
- Apabila
tabel yang diuji belum memenuhi persyaratan tertentu, maka tabel tersebut
perlu dipecah menjadi beberapa tabel yang lebih sederhana sampai memenuhi
bentuk yang optimal.
·
Berikut ini ada contoh penggunaan
Aliran Sistem Informasi (ASI) untuk Sistem Informasi Penjualan, mungkin bisa
dibandingkan dengan kenyataan yang sebenarnya berlaku diperusahaan / tempat
magang kita. Artikel ini digunakan sebagai pembanding atau pembangkit ide bagi
anda yang ingin membuat tugas akhir atau skripsi yang mengetengahkan masalah
sistem informasi penjualan. Silahkan jika ada tambahan dari pembaca berupa
saran dan komentar..
Mengingat kemajuan ilmu dan tekhnologi semakin meningkat dan berkembang seiring
dengan perkembangn ilmu pengetahuan, perubahan pun terjadi dalam sistem kerja.
Hasil yang baik diperoleh melalui sistem kerja yang terkoordinir dengan baik.
Untuk itu perlu dibuat rancangan sistem yang baru, yang dapat memberikan hasil
yang lebih baik dari sistem yang lama. Dimana sistem yang baru ini akan
memperbaiki kelemahan dari sistem yang lama. Pada bagian perumusan masalah
telah dijelaskan bahwa, sistem yang sedang berjalan saat ini belum mampu untuk
memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan informasi yang semakin meningkat
saat ini. Karena pembuatan laporan yang dibutuhkan masih menggunakan paket
pemrograman yang bukan berorintasi pada data, sebagai contoh Microsoft Excel.
Pada microsoft Exel file-file yang ada tidak bisa direlasikan, padahal laporan
yang penjualan disusun dari hasil perelasian file-file yang ada. Artinya
software ini hanya mampu menyelesaikan masalah yang bersifat umum.
Efek dari penggunaan cara kerja ini secara langsung berdampak terhadap
keefektifitasan kerja sistem. Kelemahan tersebut dapat diidentifikasi dengan
melihat bagaimana cara pembuatan laporan dengan mengelompokkan data-data
penjualan yang ada secara manual. Pada tahap selanjutnya baru diisikan kedalam
tabel sheet pada software mincrosoft Exel. Dari proses ini berakibat
pengarsipan yang tidak perlu, dimana lembaran pengelompokkan dalam daftar tabel
sama yang diarsip sama dengan yang ada pada file. Analisa sistem seperti ini
sangat diperlukan dan akan dijelaskan lebih lanjut dengan memberikan beberapa
usulan terbaik dalam menyelesaikan setiap masalah yang berhubunagan dengan
pengolahan data Penjualan.
Aliran Sistem Informasi Lama
Proses aliran sistem informasi lama ini dimulai dari :
1. Distributor yang menyerahkan nota permintaan barang pada bagian marketing.
2. Bagian merketing kemudian mencek nota yang diterima tersebut dan kemudian
diserahkan pada bagian logistik.
3. Bagian logistik melakukan pengecekan persedian dari barang yang diminta dan
langsung membuat faktur penjualan dari barang-barang yang dipesan. faktur
dibuat rangkap tiga
4. Rangkap satu dan dua diserahkan pada bagian penjualan.
5. Rangkap ketiga disimpan sebagai arsip.
6. Bagian penjualan menyerahkan Faktur kepada distributor beserta barang yang
dipesan sebagai bukti transaksi penjualan.
7. Faktur yang tinggal pada bagian penjualan diolah menjadi data penjualan.
8. Bagian marketing kemudian membuat laporan penjualan berdasarkan data
penjualan.
9. Laporan dibuat rangkap dua, rangkap pertama diserahkan pada direktur dan
yang kedua disimpan sebagai arsip.
Berikut ini Aliran Sistem Informasi yang berjalan.

Aliran Sistem Informasi (ASI) Baru
Aliran Sistem Informasi (ASI) yang baru digunakan untuk menggambarkan aliran
sistem informasi setelah dilakukan pengembangan terhadap sistem informasi yang
diteliti. Aliran Sistem Informasi ini akan menggambarkan sistem secara global
(menyeluruh), artinya seluruh entitas yang terlibat dengan sistem ini ikut
digambarkan. Entitas yang terlibat dalam sistem pelaporan Penjualan produk ini
adalah :
1. Distributor
2. Bagian Marketing
3. Bagian Logistik
4. Direktur
Kalau dilihat secara garis antara sistem informasi yang lama dan yang baru
tidak begitu banyak terjadi perubahan. Perubahan terjadi hanya pada proses
penyimpanan dan pengolahan data serta dalam pembuatan laporan yang dibutuhkan.
Karena memang disinilah yang sering terjadi masalah, yaitu keterlambatan dalam
penghitungan dan pembuatan laporan.
Proses aliran sistem informasi baru ini dimulai dari :
1. Distributor yang menyerahkan nota permintaan barang pada bagian marketing.
2. Bagian marketing kemudian mencek nota yang diterima tersebut dan kemudian
diserahkan pada bagian logistik.
3. Dengan nota permintaan ynag diterima bagian logistik melakukan pengecekan
persediaan dari barang yang diminta dan langsung membuat faktur penjualan dari
barang-barang yang dipesan.
4. faktur dibuat rangkap tiga, rangkap satu dan dua diserahkan pada bagian
marketing. Dan rangkap ketiga disimpan sebagai arsip.
5. Pada bagian marketing faktur yang diterima diserahkan pada distributor
beserta barang yang dipesan sebagai bukti transaksi penjualan.
6. Setelah terjadi transaksi penjualan, faktur yang tinggal pada bagian
penjualan diolah menjadi data penjualan.
7. Berdasarkan data penjualan yang ada bagian penjualan kemudian membuat
laporan penjualan.
8. Laporan dibuat rangkap dua, rangkap pertama diserahkan pada direktur dan yang
kedua disimpan sebagai arsip.
Untuk lebih jelasnya keterangan di atas dapat dilihat pada gambar berikut:

v